Ramalan Jayabaya ditulis ratusan tahun lalu oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Mataram. Raja itu bernama Prabu Jayabaya (1135-1159).
Ramalannya banyak dipercaya masyarakat Jawa. Satu di antara ramalan yang melegenda adalah tentang satrio piningit. Ramalan ini tertulis di buku Jangka Jayabaya. Satrio Piningit banyak dibicarakan orang, disebutkan akan muncul di saat negeri ini dalam keadaan kacau balau.
“Terdapat tujuh satrio piningit, yaitu Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Banyak kalangan mencoba menafsirkan ketujuh satrio piningit dengan berbagai versi,” ujar Aziz Hidayatullah, budayawan Jawa.
Aziz menjelaskan tentang urutan–urutan satria:
pertama, Satrio Kinunjoro Murwokuncoro berarti tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro).
Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia yang juga Pemimpin Besar Revolusi dan pemimpin Rezim Orde Lama. Berkuasa tahun 1945-1967.
Kedua, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar. Ini menggambarkan tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa dan ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan atau kesalahan (Kesandung Kesampar).
Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
Ketiga, Satrio Jinumput Sumela Atur. Ini merupakan tokoh pemimpin yang diangkat atau terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999.
Keempat, Satrio Lelono Tapa Ngrame. Tokoh pemimpin yang suka mengembara atau keliling dunia (Lelono), akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan religius yang cukup atau rohaniawan (tapa ngrame). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid, Presiden Keempat Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1999-2000.
Kelima, Satrio Piningit Hamong Tuwuh. Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004.
Keenam, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro. Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong/dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak.
Ketujuh, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Tokoh pemimpin yang amat religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum/petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu). Dengan selalu bersandar hanya kepada Allah SWT, Insya Allah, bangsa ini akan mencapai zaman keemasan yang sejati.
“Menurut urutan di atas, satria yang dimaksud adalah Presiden Jokowi Widodo,” kata Aziz.
Terkait: 48
Untuk lebih mengetahui jongko joyoboyo bisa dibaca
Leave a Reply