Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Sholawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, semoga beliau ditempatkan ditempat yang paling mulia disisi Alloh SWT.
Ketahuilah bahwa Islam mewasiatkan dan menganjurkan umatnya saling berbuat kebajikan dan keutamaan, khususnya bagi orang-orang yang telah berbuat kebajikan dan keutamaan kepada kita demi untuk mengakui kebajikan mereka. Rasulullah saw memberi kita tuntunan, seperti yang disebutkan dalam salah satu sebagai berikut:
“Siapapun yang berbuat kebajikan kepadamu, maka berilah imbalan• jasa baginya. Tetapi jika engkau tidak mendapatkan sesuatu sebagai imbalan jasa baginya, maka berdoalah untuknya sampai kamu merasa bahwa kamu telah memberinya imbalan jasa. “
Demikian pula, terhadap ibu bapak yang telah berjasa banyak kepada anak-anaknya, maka Allah menganjurkan setiap anak untuk berbakti dan berbuat baik kepada ibu bapaknya sebagai imbalan jasa baik keduanya, karena jasa baik ibu bapak tidak terhitung banyaknya, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:
“Dan Kami pesankan kepada manusia untuk berbuat kebaktian Kepada ibu bapaknya. ” (QS. Al Ankabuut: 8)
Sayangnya, ada sebagian orang yang tidak mengakui kebaikanan ibu bapaknya, ia bersikap congkak dan kasar kepada bapaknya karena merasa kuat, mulia, berharta, berpendidikan dan berilmu. Ia melupakan masa lalunya ketika ia masih bodoh, miskin, tidak terkenal dan masih diayomi oleh bapaknya mulai dari masa menyusui sampai dewasa. Ia bersikap lalai seolah-olah tidak pernah kenal ibu bapaknya, tidak memberi keduanya kebaikan apapun, bahkan ia menyakiti keduanya dengan berbagai macam cara, misalnya dengan membentaknya, memusuhinya, memprofokasinya dan memukulnya.
Bapak pernah mengjar disuatu sekolah(namun bukan 56) , pas pembagian rapot nilai yang didapatkan sianak kurang baik, akhirnya si anak ngomel dan marah kepada ibunya, bukan sekedar marah, namun sianak ngambil sambel dan dilemparkan kemuka ibunya (angudzu billahimin dzalik)..
Ketahuilah bahwa semua sikap yang tidak baik kepada ibu bapak sekecil apapun termasuk durhaka kepada keduanya yang diharamkan oleh Allah. Setiap pelakunya akan mendapat balasan di dunia maupun di akhirat.
Hadist nabi Muhammad : “Semua dosa akan diampunkan Allah sekehendak-Nya, kecuali dosa durhaka kepada ibu bapak. Dia akan menyegerakan siksa-Nya bagi pelakunya ketika ia masih hidup sebelum mati. ”
Salah satu contoh adalah Kisah dari Nabi Muhammad saw tentang Juraij..?
Juraij adalah seorang Ahli ibadah, yang bertempat dipegunungan, ditempat tersebut tinggal pula seorang penggembala sapi dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).
(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” namun juraij tidak menjawab dan meneruskan sholatnya Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya namun juraij mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur.” Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.
Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?” “Dari Juraij”, jawab wanita itu. Namun Juraij malah tersenyum
Raja lalu bertanya, “Mengapa engkau tersenyum?” Juraij menjawab, “karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku
kemudian Juraij bertanya dengan bayi tersebut ”Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si penggembala sapi.”
Jamaah jumah Rokhimakululloh
Untuk mengakhiri khutbah kali ini saya akan membawakan saya akan membawakan satu ceritera yang mungkin dapat kita renungkan betapa orang tua sangat sayang kepada kita, namun kadang kita melalaikannya
Seorang ayah berumur 80 tahun dan anak lelakinya yang berumur 40 tahun sedang menikmati waktu bersama. Situasi yang santai itu tiba-tiba terusik dengan kedatangan seekor burung yang tiba-tiba hinggap di pagar dekat tempat mereka duduk. Si ayah yang sudah tua penasaran dan bertanya pada anaknya, “Burung apa itu anakku?”
“Itu burung gagak,” jawab si anak.
Setelah beberapa menit, si ayah bertanya lagi, “Burung apa itu nak?”
“Aku baru saja memberitahumu ayah. Itu burung gagak,!” si anak menjawab dengan ekspresi muka yang kesal.
Si burung yang bertengger di pagar belum terbang, si ayah kembali bertanya untuk yang ketiga kalinya.
“Burung apa itu nak?”
Dengan raut muka yang semakin kesal dan nada yang keras, si anak menjawab lagi, “Itu gagak, burung gagak ayah. Jelas?!”
Tidak hanya berhenti di situ, sang ayah yang tua renta kembali bertanya pada anaknya untuk keempat kalinya, “Burung apa itu, nak?”
Si anak semakin kesal dan mulai marah, ia merasa sebal karena ayahnya yang tua itu sudah tidak bisa lagi berpikir jernih, “Kenapa kamu terus bertanya seperti itu? Kamu ini tidak bisa mendengar atau bagaimana? Itu burung gagak. BURUNG GAGAK!” teriaknya.
Sang ayah kemudian berjalan tertatih ke kamarnya. Saat keluar ia membawa sebuah buku diary yang sudah usang. Semasa muda, sang ayah gemar menulis kegiatan hariannya di buku tersebut termasuk saat si anak masih kecil.
Pria tua itu membuka sebuah halaman dan menyuruh anaknya untuk membaca tulisan di halaman tersebut.
“Hari ini anak laki-lakiku berumur tiga tahun. Ia sedang duduk di pangkuanku. Kami melihat seekor gagak hinggap di dekat jendela. Anak laki-lakiku yang aku sayangi bertanya 23 kali tentang binatang yang baru dilihatnya untuk pertama kali itu dan akupun menjawabnya sebanyak 23 kali, berusaha memberitahunya bahwa itu adalah seekor burung gagak.
Aku memeluknya dengan penuh kasih sayang setiap kali ia bertanya padaku. Aku sama sekali tidak merasa terganggu karena aku sangat menyayangi anakku.”
Jamaah Jumat rokhimakululloh
Dari cerita ini kita bisa melihat bagaimana terkadang kita telah memperlakukan orangtua kita secara semena-mena. Kita tidak ingat bahwa semasa kecil, mereka dengan sabar mengajari dan mendidik kita hingga bisa tumbuh dewasa seperti sekarang ini.
Jadi saat orangtua Anda sudah beranjak tua, jangan pernah menyia-nyiakan mereka. Ingatlah pengorbananan ayah atau ibu Anda semasa Anda masih kecil. Sayangilah mereka seperti mereka menyanyangi Anda dulu.
Begitu pula saat disekolah, guru-guru kamu inilah orang tuamu disekolah, sebelumnya kamu tidak bisa menghitung, menulis, bahkan membaca-pun kalian tidak bisa, kalian diajar sejak TK ada pula yg belajar sejak paud, Bahkan saat belajar ada yg pipis dalam celana kemudian dibersihkan dengan kasih sayang oleh guru-guru kalian. Maka Hormatilah dan sayangilah guru-guru kalian
Leave a Reply