Sidang tahunan MPR/DPR/DPD di Senayan, Jakarta Setelah Presiden Joko Widodo membacakan laporan APBN-P dan nota keuangan berakhir, sidang ditutup dengan doa menggemparkan, Ketua DPR RI Ade Komarudin yang memimpin Rapat Paripurna mempersilakan Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i untuk memimpin doa.
Di hadapan Jokowi-JK, Syafi’i dengan suara lantang dalam doanya menyebutkan satu-persatu kebobrokan Indonesia menurutnya. Bahkan ia juga memohon supaya negara ini dijauhkan dari pemimpin yang khianat dan memintanya segera bertaubat.
Para peserta sidang terlihat khusyuk mendengarkan doa yang dipanjatkan Syafi’i sambil mengamininya. Tetapi ada juga peserta yang tertawa ketika mendengarkan doa. Setelah doa selesai, mereka pun memberi tepuk tangan.
BERIKUT DOA YANG DIBACA:
“Kami Seperti mata pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas sehingga mengusik rasa keadilan bangsa ini. Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, ya Allah,”
“Kami tahu pesan dari sahabat nabi-Mu, bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat, bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu wahai Allah atau belum mendapat kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.”
“Ya rabbalalamin, lihatlah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah, bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami.”
“Ya rabbalalamin, kehidupan sosial budaya sepertinya kami kehilangan jati diri bangsa ini yang ramah, yang santun, yang saling percaya. Ya rabbalalamin kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika ada bangsa lain yang akan menyerang bangsa kami.”
“Ya rahman ya rahim, tapi kami masih percaya kepada-Mu. Bahwa ketika kami masih mau menengadahkan tangan kepada-Mu itu berarti kami masih mengerti Engkau adalah tuhan kami, Engkau adalah Allah yang maha kuasa.”
“Jauhkan kami Ya Allah, dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong. Yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. Dimana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan.
“Allah, di negeri yang kaya ini rakyat ini outsourcing wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan, Sumatra Utara 5.000 KK rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara ya rabbalalamin.”
“Allah lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah. Allah, kalau ada mereka yang ingin bertaubat terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang diperbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini ya rabbalalamin.”
Seusai sidang, Syafi’i mengaku doa itu dia panjatkan tanpa teks. Pagi tadi saat mendengar kabar soal bentrok di Medan, dia pun merasa prihatin dan menyampaikannya dalam doa.
Bentrok antara personel TNI Angkatan Udara dengan di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatra Utara menyebabkan sembilan warga terluka termasuk dua orang wartawan. Penjelasan pihak TNI AU, Lanud Suwondo Mayor Jhoni Tarigan,”Itu masalah tanah sebenarnya, ada tanah lahan milik negara mau dibangun rusunawa untuk Prajurit, anggota kita kan kurang perumahan. itu juga rusunawa itu hasil kerjasama kementerian PU dan Kementerian Pertanahan, tanah itu diklaim milik warga”.
Vidio Lengkap:
Leave a Reply