Ringkasan Ceritera
Prabu Ranggajaya meninggalkan seorang putra dari permaisuri yang juga sudah meninggal yaitu Pangeran Jayengkusuma. Sementara itu, dari garwa ampeyan yaitu Dewi Asmarawati, mempunyai seorang putera bernama Jayengrasa. Belakangan Dewi Asmarawati mengangkat dirinya menjadi Permaisuri atas dukungan Patih Basunanda yang juga kakaknya sendiri dengan harapan agar puteranya bias diangkat menjadi raja.
Akan tetapi rencana itu tidak bisa berjalan mulus mengingat Jayengrasa sudah cukup dewasa dan mengetahui bahwa dirinya juga berhak berhak menjadi raja, karena dirinya juga putera laki-laki dari garwa prameswari. Oleh karena itu, Asmarawati membuat sayembara kepada siapapun yang berhasil mendapatkan “Keris Nagarunting Luksanga” berhak atas tahta kerajaan. Maka berangkatlah Jayengrasa dan Jayengkusuma keluar istana untuk mencari Keris Nagarunting Luksanga tersebut.
Keris Nagarunting Luksanga sebenarnya berada di Pertapaan Tegalwening dan Jayengrasa sudah sudah sampai ditempat itu, bahkan bertemu dengan Retnasih, anak sang pertapa pemilik keris sakti itu. Lebih dari itu, Jayengrasa juga menaruh hati kepada Retnasih. Namun karena sikap dan perilakuknya yang tidak baik, Ratnasih menolak cinta Jayengrasa dengan cara yang halus.
Singkat cerita Jayengkusuma juga berhasil masuk ke pertapaan, bertemu sang pertapa dan mendapatkan Keris Nagarunting Luksanga serta mempersunting Retnasih. Akhirnya Jayengrasa berhasil menjadi Raja. Ketika menghadapi serangan dari Prabu Gajah Angun-angun, Retnasih harus ditinggal sendiri di Kerajaan. Inilah saat yang dtunggu oleh Asmarawati dan Jayengrasa yang merasa cintanya ditolak oleh Retnasih dan bahkan menikah dengan Jayengkusuma. Mereka menyiksa Retnasih yang tengah mengandung. Karena beratnya siksaan maka Retnasih meninggal. Jasadnya dikubur di sebuah pemakaman yang tak terpakai.
Apakah Retnasih benar-benar maninggal? Bagaimana nasib bayi yang dikandungnya? Silahkan mengikuti ceritanya dalam Lakon Ketoprak “LAHIR SAK JERONING KUBUR”
Leave a Reply