DALANG KI ANOM SUROTO LAKON BISMO GUGUR

A. Ringkas Ceritera

Setelah Duryudana menolak perdamaian Kurusetra yang terhampar luas menjadi ajang perang bagaikan sebuah pentas permainan drama perebutan nyawa Ribuan Bala tentara bergerak maju bagaikan ombak samudra saling menerjang silih berganti. setan dan iblis bercokol turut berpesta menonton kisah drama kematian.

Tongkat panglima di pihak Kurawa berada di tangan si jago tua Arya Bisma yang terkenal gagak sakti tiada tanding. Sementara di pihak Pandawa hanya memiliki seorang Kresna itu pun tak boleh terlibat langsung secara fisik dalam perang, kecuali memberi petunjuk di saat Pandawa mengalami kesulitan.

Perang berlangsung sembilan hari komando Kurawa di tangan Bisma, serangan Pandawa praktis menjadi lumpuh. Melihat perkembangan yang memprihatinkan, Pandawa mengadakan pertemuan membahas bagaimana mengatasi situasi

“Selama komando pihak Kurawa masih di tangan Bisma, Pandawa tidak akan memperoleh kemajuan apalagi untuk keluar sebagai pemenang. Bisma tak dapat dikalahkan oleh prajurit laki-laki betapapun saktinya di tangan prajuit wanitalah rahasia kelemahannya,” ujar Kresna.

Siapa lagi prajurit wanita kalau bukan Srikandi istri Arjuna. Demikianlah kesokan harinya dengan didampingi Arjuna, Srikandi menuju medan laga Kurusetra mengendarai kereta perangnya.

Terkejut Bisma melihat Srikandi menuju ke arahnya. Sementara di angkasa sukma Dewi Amba yang pernah disakiti hatinya oleh Bisma telah siap meraga sukma ke tubuh Srikandi, Bisma sadar bahwa lembaran hidupnya akan segera berakhir. Ia berguman: “Amba aku takkan lari dari sumpahmu. Tapi aku sebagai prajurit takkan membiarkan kemenanganmu akan mudah diraih,” tegasnya.

Akhirnya dalam perang itu Bisma roboh setelah sebuah panah Srikandi menancap didadanya yang kemudian disusul panah Arjuna mendorong panah Srikandi bagaikan sebuah paku yang dipalu panah itu tembus ke punggung sang Gangga putra. Tapi karena badannya penuh dengan panah, maka tubuhnya tidak sampai menyentuh tanah. Ia seolah-olah berkasurkan panah, sedang kepalanya terkulai.

Seketika perang dihentikan guna menghormat seorang pahlawan agung yang banyak jasanya pada keturunan Barata. Hari itu Pandawa dan Kurawa tampak akrab saling bertanya, sejenak mereka melupakan perang.

Bisma tersenyum puas karena telah memenuhi darma baktinya. Karena kepalanya terkulai ia minta diganjal. Segera Duryudana memerintahkan mengambil bantal empuk bersarungkan kain sutra. Tapi Bisma menolak katanya: “Maaf, bantal ini terlalu bagus. Aku ingin bantal yang pantas buat seorang prajurit.” Bisma melirik pada Arjuna. Arjuna mengerti apa yang diminta. Dengan mata berkaca -kaca Arjuna melepas tiga anak panah ketanah dan kepala Bisma direbahkan tersangga oleh anak panah itu seraya berkata: “Nah, beginilah pantasnya bantal seorang prajurit di medan laga. Jangan aku dipindah dari sini,” pintanya. “Oh, aku haus, tolong berikan air,” Tanpa pikir lagi Duryudana segera memerintahkan mengambil arak dan anggur. Pemberian itu kembali ditolak dan Bisma melirik Arjuna, dilepaskanlah anak panah ke tanah dibagian sisi kanan Bisma dan keluarlah air jernih memancar dari tanah dan jatuh persis di mulutnya dan dengan nikmatnya ia minum air itu.

Sesaat kemudian Bisma berkata kepada Duryudana: “Wahai cucuku Duryudana, kepandaian Arjuna menandingi Dewa. Dalam segala hal ia tampak lebih menonjol. Karena itu dia bukan tandinganmu. Lebih baik berdamai, berikanlah sebelah negeri ini kepada Pandawa dan hiduplahj rukun bersamanya,” wejangnya.

“Tidak eyang, perang tak akan berhenti dan sejengkal tanah pun takkan kuserahkan. Aku yakin kemenangan akan berada di pihak kami,” sergahnya tegas. Begitulah keesokan harinya perang pun dimulai lagi. Kali ini Pandawa terus memperoleh kemenangan karena Bisma yang menjadi andalannya telah tiada.


B. Download MP3

  1. Anom Suroto, Bisma Gugur1.mp3
  2. Anom Suroto, Bisma Gugur2.mp3
  3. Anom Suroto, Bisma Gugur3.mp3
  4. Anom Suroto, Bisma Gugur4.mp3
  5. Anom Suroto, Bisma Gugur5.mp3
  6. Anom Suroto, Bisma Gugur6.mp3
  7. Anom Suroto, Bisma Gugur7.mp3

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*