BERBAGAI PERISTIWA KORBAN MINA

Cobaan Allah datang lagi. Sedikitnya 453 orang dilaporkan meninggal dunia, dan luka 719 dalam tragedi Mina yang terjadi hari ini (24/9/2015) jemaah haji di Tanah Suci Mekah Al Mukarromah tewas. Mereka terinjak-injak oleh saudara mereka dalam pelaksanaan melempar jumrah. Melempar batu-batu kecil sebanyak tujuh buah ke sebuah tugu sebagai perlambang permusuhan antara manusia dan setan.
 
INSIDEN ini bukan kali pertama terjadi di Tanah Suci. Selama tiga puluh tahun terakhir, setidaknya serentetan insiden yang menewaskan puluhan hingga ratusan hamba Allah itu terus terjadi. Banyak hal yang menjadi penyebab mengapa mereka diambil nyawanya pada saat sedang menunaikan ibadah kelima dari rukun Islam itu.
 
Peristiwa mengejutkan kali pertama terjadi pada 4 Desember 1979. Tragedi bermula dari serangan militan Islam garis keras yang menyandera ratusan jemaah haji di Tanah Suci Mekah selama dua minggu. Persisnya di Masjidil Haram. Pasukan keamanan Arab Saudi tak bisa berdiam diri atas peristiwa itu. Dengan kekuatannya, pasukan Raja Fadh tersebut melakukan penyerbuan ke sarang para penyandera. Dalam musibah ini, sedikitnya 153 jemaah haji tewas dan 560 luka-luka.
 
Demonstrasi ternyata juga terjadi sewaktu pelaksanaan ibadah haji. Ribuan jemaah haji asal Iran melakukan unjuk rasa memprotes kebijakan pemerintah Arab Saudi. Ini terjadi pada 31 Juli 1987. Aksi jemaah asal Iran itu mengundang tindakan keras oleh pemerintah Arab Saudi. Dengan mengerahkan kekuatan pasukannya, pemerintah Arab Saudi membubarkan aksi mereka. Musim haji memang dibanjiri seluruh umat muslim di seluruh dunia. Maka, aksi pembubaran jemaah haji asal Irak justru menimbulkan korban pada jemaah haji asal Iran. Sedikitnya 402 orang terbunuh. Dari jumlah itu, separo lebih atau 275 orang merupakan jemaah asal Iran. 

Atas peristiwa ini, pemerintah Iran berang. Mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Arab Saudi, tepatnya 24 April 1988. Hubungan mereka beku selama beberapa tahun.
Kejadian yang merenggut nyawa kembali terulang dua tahun kemudian ketika para militan di negeri kaya minyak itu menyerang Masjidil Haram. Peristiwa ini seperti mengulangi peristiwa penyanderaan jemaah oleh para militan sepuluh tahun silam. Serangan para militan asal Kuwait ini menewaskan satu orang jemaah haji dan mencederai 16 orang lainnya.
 
Masih pada tahun yang sama, persisnya pada 15 Juli 1989, sebuah kebakaran melanda tenda-tenda yang berdiri di dekat Tanah Suci Mekah. Kebakaran ini menyebabkan lima jemaah asal Pakistan tewas dan 34 lainnya luka-luka.
 
Pada 2 Juli 1990, inilah peristiwa paling menghebohkan saat itu. Ratusan jemaah asal Indonesia juga menjadi korban. Setidaknya 1.426 jemaah haji tewas setelah melalui terowongan di Mina. Jutaan manusia yang melaksanakan ibadah haji harus melewati terowongan ini sebagai salah satu jalan untuk menunaikan lanjutan ibadah haji.
 
Oleh karena tidak kuat berdesak-desakan, apalagi jemaah haji asal Indonesia yang kebanyakan sudah berusia lanjut, banyak jemaah yang jatuh. Ada yang kekurangan oksigen langsung jatuh dan terinjak-injak hingga meninggal. Rupanya banyak jemaah yang terjatuh dan ikut terinjak-injak.
 
Terowongan Mina saat itu dianggap terlalu sempit untuk jutaan jemaah yang ingin melaksanakan rangkaian ibadah haji. Tak cuma itu, berkumpulnya jemaah pada saat usai salat dzuhur yang dianggap sebagai waktu paling afdhol melempar jumrah juga dianggap sebagai penyebab membludaknya jemaah di samping jembatan Jamarat tersebut.
 
Musibah ini tercatat yang paling besar dalam periode itu dengan jumlah korban hingga ribuan. Jika tidak salah catat, atas musibah itu pula, pemerintah Arab Saudi memberi santunan kepada pemerintah Indonesia dan diwujudkan dalam bentuk RS Haji Pondok Gede.

Melempar Iblis
Pada 24 Mei 1994, kejadian di Mina terulang kembali. Saat jemaah ingin menunaikan jumrah di Mina, para jemaah banyak yang terinjak-injak. Jemaah melempar batu-batu kecil ke sebuah tugu setinggi 18 meter — sebagai perlambang iblis yang datang menggoda Nabi Ibrahim dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT — yang berjarak sekitar 155 meter. Sedikitnya 270 jemaah tewas terinjak-injak saat melakukan jumrah di sana. Lokasi ini seluas 400 meter saja.
 
Kebakaran melanda jemaah di dekat kota Mina terjadi pada 7 Mei 1995. Dalam insiden tersebut, tercatat tiga jemaah tewas dan 99 orang lainnya cedera. Pada 15 April 1997, dua tahun kemudian, kebakaran yang lebih besar terjadi lagi di tempat yang berbeda di sebuah desa tetapi tetap di kota Mina. Dalam insiden ini jumlah korban lebih banyak. Jumlah jemaah tewas tercatat sebanyak 343 orang dan luka-luka 1.500 orang. Kebakaran hebat ini membuat segalanya lumat.
 
Setahun setelah terjadi kebakaran itu, kembali terulang musibah di Mina. Tetap pada masalah awal, yakni pada saat jemaah haji melaksanakan lemparan jumrah. Tepatnya 9 April 1998, ratusan jemaah terinjak-injak kembali sehingga menewaskan tak kurang dari 118 orang dan mencederai 180 orang lainnya. Pada tahun 2001, peristiwa jumrah juga menewaskan 35 jemaah dan belum tercatat jumlah pastinya yang luka-luka dalam ritual melempar jumrah di Mina.
 
Dua tahun kemudian, di tempat yang sama, pada 11 Februari 2003, 14 jemaah juga tercatat tewas mengenaskan karena terinjak-injak. Dan sekarang ini, 1 Februari 2004, paling tidak tercatat 244 orang kembali mengembuskan napasnya di sana ketika tak kuasa menahan tubuhnya saat terdesak dan terinjak-injak.
 
Peristiwa Mina terus-menerus terjadi. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Di antaranya, tempatnya yang tidak terlalu luas dengan jumlah manusia yang ratusan hingga jutaan. Tercatat, jemaah tahun ini saja sekitar 2,3 juta dari seluruh dunia. Memang melempar jumrah bisa dilakukan bergiliran, tetapi banyak juga sekitar 12 persen dari 2,3 juta jemaah ilegal. Mereka melempar jumrah tidak sesuai jadwal yang disediakan pemerintah Arab Saudi. Umumnya, jemaah haji ”ilegal” itu datang dari Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*